Di Balik Keberhasilan PPKST RSUD dr Soetomo-FK Unair Memisahkan Rochman-Rochim
Di Ruang Operasi Tak Harus Tegang Lihat Pasien
Senin, 11 April 2011 – 08:08 WIB
Dari semula dijadwalkan berlangsung 27 jam, Rochman-Rochim mampu dipisahkan jauh lebih cepat, hanya 10 jam. Selain kemampuan prima para penggawa medis yang terlibat, keberhasilan itu tak lepas dari kerja sama tim yang solid.
Soliditas itu, antara lain, bertumpu pada suasana rileks yang tercipta dalam tim berkat suburnya guyonan dan tawa lepas yang mengiringi. "Ya, begini ini keseharian kami. Saling bercanda dan guyon. Terkadang, hal tersebut terbawa hingga ke ruang operasi," ucap Poerwadi SpB SpBA, spesialis bedah anak.
Jangan salah sangka. Sama sekali bukan berarti mereka tak serius atau main-main ketika mengoperasi pasien-pasiennya. Tetapi, itu semata bentuk keakraban di antara mereka.
"Pas di ruang operasi kan tidak selalu harus metenteng ( tegang-red) lihat bagian tubuh pasien yang dioperasi. Tetapi, juga saling guyon dan bercengkerama," kata Poerwadi yang juga menjabat kepala GBPT RSUD dr Soetomo.
Soliditas tim yang terbangun dari suasana rileks berperan besar dalam kesuksesan pemisahan si kembar siam dempet pantat Rochman-Rochim hanya dalam
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408