Di Balik Kemenangan Sensasional Giannantonio di MotoGP Qatar
jpnn.com - DOHA - "Itu menegangkan. Luar biasa. Memenangi (MotoGP Qatar) dengan penuh gaya. Mengalahkan juara bertahan dalam 22 lap di Sirkuit Internasional Lusail."
Itu pembuka ulasan pihak MotoGP menggambarkan kemenangan sensasional Fabio Di Giannantonio, pembalap Gresini Racing.
Giannantonio membuntuti Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dalam sebagian besar race di Lusail, Doha.
Pembalap pemilik nomor motor 49 itu lalu memilih momennya, menyalip Pecco -panggilan Bagnaia, memimpin di empat lap sisa balapan malam di Qatar, dan kemudian mempertahankannya hingga menjadi seorang pemenang.
“Momennya luar biasa. Setelah MotoGP Malaysia, saya tiba di rumah dengan banyak kemarahan. Lalu, saya mengatakan dua atau tiga kali kepada keluarga dan teman-teman saya bahwa di Qatar saya akan menang," tutur Giannantonio.
Giannantonio tak bisa memilih, dia harus mengalahkan Pecco yang tampaknya akan mulus menjadi pembalap pertama menyentuh garis finis.
"Itu sulit. Dia adalah juara dunia. Dia telah memenangkan banyak balapan dan tahu betul bagaimana mengelola situasi. Dan, dia sedang bersaing ketat (klasemen) untuk kejuaraan dunia. Jadi, saya harus sangat berhati-hati," ujar rider berusia 25 tahun itu.
“Saya tidak ingin melakukan hal bodoh. Saya tahu, saat itu memiliki sesuatu yang lebih untuk bisa di depan. Saat itulah saya merasa kasihan kepadanya (Pecco), karena saya seperti mengambil poin darinya,” imbuhnya.
Fabio Di Giannantonio merasa seperti mengambil poin Francesco Bagnaia di race MotoGP Qatar 2023.
- Bukan Pertahankan Gelar Juara, Jorge Martin Ungkap Target di MotoGP 2025
- 3 Pembalap yang 'Membantu' Jorge Martin Menjadi Juara MotoGP 2024
- Pengakuan Joan Mir Untuk Tetap Setia di Honda
- MotoGP: Baru Gabung Ducati Lenovo, Marc Marquez Sudah Merasakan Tekanan
- Pensiun dari MotoGP, Aleix Espargaro Mulai Menggeluti Hobinya
- Jorge Martin Meramal 2 Kandidat Juara MotoGP 2025, tak Ada Dirinya