Di Balik Kemewahan Itu
Oleh Dahlan Iskan
Malam itu saya dilewatkan jalan tepi pantai. “Lihat itu,” katanya. Sambil menunjuk gedung tinggi yang belum jadi.
Bukan bangunannya yang menarik. Tapi spanduk besar yang di beber di dinding gedung itu. Dengan tulisan: STOP Solidare.
Kata ‘stop’ berupa lambang merah. Seperti yang biasa dipasang di jalan wajib berhenti.
‘Solidare’ adalah badan usaha gabungan: swasta dan pemerintah. Perusahaan real estate yang besar sekali. Seperti awal Pembangunan Jaya di Jakarta dulu.
Yang membentuk Solidare adalah Rafik Hariri, perdana menteri saat itu. Ayah Saad Hariri. Perdana menteri saat ini.
Tugas perusahaan itu satu: memodernisasi pusat kota Beirut. Bangunan-bangunan lama dihancurkan. Seluas 20 ha. Ditata ulang.
Kebetulan bangunan di situ yang hancur. Kena bom bertubi-tubi. Dalam perang yang lalu.
Kawasan itulah yang sekarang jadi Souk Beirut. Dengan mall dan pertokoannya. Hotel-hotel. Bioskop. Galeri seni. Blok-blok baru.