Di Balik Keputusan Theresia

Ingin Selesaikan Tesis dan Urus Keluarga di Rumah

Di Balik Keputusan Theresia
Theresia Pardede disertai ayahnya, Tombang Mulia Pardede, saat menggelar keterangan pers di DPR, Jumat (1/6). Foto: Arundono/JPNN
Meski legawa mundur, Tere menyesal belum bisa memperjuangkan aspirasi para seniman, khususnya terkait dengan UU Hak Cipta di dunia kesenian. Dia berharap pengganti dirinya dan teman-teman artis yang kini duduk di Senayan terus memperjuangkan cita-cita itu. "Masih ada Mbak Inggried, Rieke Diah Pitaloka, Mas Tantowi Yahya, Eko Patrio, yang bisa bersuara di gedung dewan," ujar perempuan kelahiran Jakarta, 2 September 1979, tersebut.

Selama dua tahun delapan bulan menjadi wakil rakyat, Tere tidak pernah meninggalkan identitasnya sebagai seniman. Dia masih membuat lagu. Buktinya, lagu berjudul Nol Besar merupakan salah satu karya Tere saat menjadi anggota dewan. "Lagu itu saya compose sendiri untuk relaksasi. Sebagai komposer, saya masih aktif," tegasnya.

Selain mundur dari anggota dewan, Tere mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Demokrat. Surat pengunduran dirinya telah dilayangkan pada 21 Mei lalu. "Pengunduran dari DPR dan Demokrat sudah saya sampaikan secara tertulis," ujarnya.

Saat ditanya apakah pengunduran diri itu terkait dengan kekecewaannya terhadap dunia politik dan partai, Tere menjawab diplomatis. Dia mengakui, dirinya memasuki dunia politik di tengah karut-marut banyaknya politikus, termasuk di Partai Demokrat, yang tersangkut kasus hukum. Dia menilai ada kontradiksi antara ilmu yang dimiliki dan praktik dunia politik yang dijalani. "Saya belum melihat adanya jembatan antara teori dan praktik," ungkapnya.

KARIR politik Theresia Pardede atau yang akrab disapa Tere resmi berakhir. Secara legawa, anggota dewan yang berlatar belakang penyanyi itu memilih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News