Di Balik Kesuksesan Tim Nasional Maroko, Ada Pemain dari Berbagai Latar Belakang

Piala dunia lebih dari sekedar olahraga, tapi ada juga nuansa politik, identitas dan budaya.
Keberhasilan Maroko maju ke semifinal lewat tendangan penalti yang dilakukan Achraf Hakimi ke gawang Spanyol, negara asal Achraf, adalah salah satu contihnya.
Empat belas dari 26 anggota tim Maroko yang dibawa ke Qatar lahir di luar negeri, mulai dari Spanyol, Prancis, Belanda, Italia dan Belgia.
Bukanlah hal yang mudah bagi para pemain tim nasional untuk mengambil keputusan, apakah mereka harus memperkuat tim nasional negara asal mereka, atau tim nasional Moroko.
Beberapa keputusan yang diambil sejumlah bintang Maroko mendapat kritikan tajam, seperti dari Marco van Basten, mantan bintang Belanda, yang mengatakan Hakim Ziyech mengambil keputusan "bodoh" saat lebih memilih memperkuat Maroko dan bukannya Belanda.
Banyak juga yang terkejut ketika Achraf Hakimi, salah satu bek terbaik di dunia , lebih memilih Maroko bukan Spanyol.
Hakimi dilahirkan di Madrid, dan saat berlatih dengan timnas junior Spanyol, ia pernah mengaku tidak merasa "nyaman".
"Saya melihat ini bukan tempat yang tepat bagi saya. Saya tidak merasa seperti di rumah sendiri," katanya kepada media Spanyol Marca.
Berkat penampilan apik di Qatar, Maroko jadi negara Afrika pertama yang berhasil mencapai babak semi final Piala Dunia
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi