Di Balik Kesuksesan Tim Nasional Maroko, Ada Pemain dari Berbagai Latar Belakang
"Apa yang rasakan adalah saya tidak merasa seperti di tempat sendiri, yakni dengan budaya Arab. Dan sebagai orang Maroko, saya ingin hal tersebut."
Dianggap migran ketika kalah
Para bintang pernah membawa timnas-nya memenangkan Piala Dunia mengaku jika keberhasilan mereka terbantu dengan adanya berbagai pemain dari latar belakang budaya, seperti yang terlihat di timnas Prancis dan Jerman.
Namun kadang keberagaman itu juga yang menimbulkan masalah.
Ketika tim Prancis menjadi juara Piala Dunia di tahun 1998, mereka mendapat julukan 'Black, Blanc, Beur', menggambarkan pemain berkulit hitam, berkulit putih dan juga keturunan Arab.
Namun ketika mereka gagal di pertandingan internasional lainnya, keberagaman juga yang dituduh jadi alasan mereka tidak bisa kompak.
Di tahun 2011, mantan manajer timnas Prancis, Laurent Blanc, mengatakan perlu ada kuota untuk pemain dari latar belakang tertentu di timnya, karena "terlalu banyak pemain berkulit hitam atau Arab", serta tidak cukup pemain berkulit putih "dengan budaya kita, dengan sejarah kita".
Pemain seperti Mesut Ozil di Jerman, Karim Benzema di Prancis, dan Romelu Lukaku di Belgia pernah mengaku ada perbedaan yang dirasakan ketika mereka menang dan kalah.
"Saya disebut orang Jerman, Prancis atau Belgia ketika kami menang, namun imigran ketika kami kalah," kata mereka.
Berkat penampilan apik di Qatar, Maroko jadi negara Afrika pertama yang berhasil mencapai babak semi final Piala Dunia
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024