Di Balik Menurunnya Popularitas PM Benjamin Netanyahu dan Kemarahan Warga Israel

Namun di balik laporan media, termasuk soal kasus-kasus pengadilan, para pengamat punya kritik lebih keras: ketika Benjamin menjadi PM, keluarganya banyak membantunya mengambil keputusan.
Putra sulungnya, Yair, juga terbukti menjadi sosok yang memecah belah warga.
Baru-baru ini, keputusan pria berusia 32 tahun itu untuk tetap tinggal di Florida sementara warga Israel lainnya terlibat dalam perang di Gaza memicu kemarahan warga.
Benjamin Netanyahu, yang dikenal dengan panggilan Bibi, sudah menjalani tiga masa jabatan terpisah sebagai perdana menteri sejak tahun 1996 dan memenangkan enam pemilu.
Ia kembali berkuasa bulan Desember tahun lalu, setelah membentuk pemerintahan sayap kanan paling religius dalam sejarah Israel.
Namun, tidak butuh waktu lama untuk memutarbalikkan semuanya.
Benjamin mencoba berjuang melawan kasus-kasus korupsi, termasuk yang punya kaitan dengan Australia, ketika ia memenangkan jabatannya.
Kemudian pada bulan Januari lalu, koalisinya mulai menerapkan perombakan sistem peradilan yang menurut sebagian pihak bersifat anti-demokrasi, sehingga memicu protes besar-besaran yang makin memecah belah warganya.
Keluarga Netanyahu sudah menguasai politik Israel selama lebih dari dua puluh tahun
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak
- Bantah Israel, Trump Menjamin Warga Palestina Tak Akan Diusir dari Gaza
- Blokade Israel Memperburuk Situasi Kemanusiaan di Jalur Gaza
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara