Di Balik Pertemuan Jokowi dan Menlu Tiongkok: Seberapa Dekat Beijing dengan Jakarta?
Ia mengatakan negaranya akan terus mendukung sentralitas ASEAN, termasuk dalam menyelesaikan masalah Myanmar dengan "cara ASEAN".
Kedua menteri luar negeri juga mengadakan pertemuan keempat Joint Commission for Bilateral Cooperation, yang salah satunya membahas Laut Tiongkok Selatan.
Retno mengatakan negosiasi 'Code of Conduct' di kawasan tersebut harus segera dilanjutkan, setelah sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.
"Indonesia ingin melihat Laut Tiongkok Selatan sebagai laut yang damai dan stabil. Menghargai hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, adalah kuncinya," ujar Retno.
Klaus mengatakan sikap Retno menjadi penegasan bahwa Indonesia adalah pendukung UNCLOS 1982, atau Konvensi Hukum Laut PBB.
"Kita mendesak, baik Tiongkok dan negara-negara mana pun, untuk patuh dengan itu," kata Klaus kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
"Kalau negara-negara itu patuh, seharusnya perilaku mereka di laut juga bisa lebih behave, jadi seharusnya insiden di laut Tiongkok selatan itu tidak perlu terjadi."
Menurut Klaus, setidaknya ada dua kekhawatiran Indonesia soal Laut Tiongkok Selatan.
Pertemuan Menteri Luar Negeri Tiongkok dengan Presiden Joko Widodo menarik untuk diamati dari berbagai aspek, menurut pakar politik Tiongkok
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis