Di Balik Putusan Roe v Wade Mengenai Aborsi 50 Tahun Lalu, Ada Cerita Seorang Perempuan Malang
Senin, 27 Juni 2022 – 23:55 WIB

Foto polisi Gerri Santoro, seorang wanita Amerika yang meninggal sendirian di kamar motel setelah aborsi yang tidak aman, menjadi simbol gerakan hak aborsi di seluruh Amerika Serikat. (ABC News: Emma Machan)
Seorang pembersih motel menemukan mayat Gerri keesokan harinya.
"Saat itu saya tidak tahu bagaimana dia meninggal," kata Elka, yang saat itu berusia 12 tahun.
"Saya baru tahu bahwa dia menelepon ibu saya. Lalu dia meninggal.
"Dan ibu saya saat itu tidak ada di sana. Ibu saya sangat menderita."
Elka menggambarkan keluarganya adalah warga kelas buruh, dengan pendapatan yang sangat rendah.
Dia mengatakan ibunya berusaha untuk memroses kesedihannya, di samping harus bekerja di pabrik dan membesarkan lima anak.
"Dampaknya pada keluarga kami sangat terasa, saya tidak melebih-lebihkan," katanya.
"Saya benar-benar, sejujurnya merasa dan percaya bahwa setiap kami hancur pada hari itu — dan oleh situasi itu, yang tidak seharusnya terjadi.
Tanpa uang dan akses ke aborsi legal, seorang perempuan hamil berusia 28 tahun mengambil tindakan sendiri
BERITA TERKAIT
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia