Di Balik Putusan Roe v Wade Mengenai Aborsi 50 Tahun Lalu, Ada Cerita Seorang Perempuan Malang

Di Balik Putusan Roe v Wade Mengenai Aborsi 50 Tahun Lalu, Ada Cerita Seorang Perempuan Malang
Foto polisi Gerri Santoro, seorang wanita Amerika yang meninggal sendirian di kamar motel setelah aborsi yang tidak aman, menjadi simbol gerakan hak aborsi di seluruh Amerika Serikat. (ABC News: Emma Machan)

"Karena faktanya jika bibi saya punya uang, dia pasti akan melakukan aborsi yang aman. Namun nyatanya tidak."

'Dia mewakili setiap perempuan'

Pada Januari 1973, hampir satu dekade setelah Gerri meninggal, Roberta Brandes Gratz bekerja sebagai jurnalis lepas di kota New York.

Dia baru menulis serangkaian artikel tentang akses aborsi dan sedang mengerjakan cerita fitur untuk majalah Ms, yang didirikan oleh aktivis feminis, Gloria Steinem.

"Aborsi sangat ilegal, tetapi banyak perempuan melakukannya," kata Brandes Gratz kepada ABC melalui telepon dari Manhattan.

Menurutnya, pada saat itu aborsi sering menjadi "keputusan hidup dan mati", tetapi pada 22 Januari 1973 tiba-tiba aborsi didefinisikan ulang sebagai hak semua orang Amerika.

"Itu adalah foto yang mengejutkan. Tapi sudah ada begitu banyak cerita perempuan lain yang mengejutkan saya," katanya.

Ketika Mahkamah Agung menjatuhkan putusannya Roe v Wade, warga Amerika mendapatkan akses nasional aborsi sampai sekitar 24 minggu usia kehamilan.

"Saya segera menulis ulang artikel itu bertepatan dengan putusannya, dan kami mengambil foto yang diamankan Departemen Kesehatan Connecticut," kata Brandes Gratz.

Tanpa uang dan akses ke aborsi legal, seorang perempuan hamil berusia 28 tahun mengambil tindakan sendiri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News