Di Balik Putusan Roe v Wade Mengenai Aborsi 50 Tahun Lalu, Ada Cerita Seorang Perempuan Malang

Di Balik Putusan Roe v Wade Mengenai Aborsi 50 Tahun Lalu, Ada Cerita Seorang Perempuan Malang
Foto polisi Gerri Santoro, seorang wanita Amerika yang meninggal sendirian di kamar motel setelah aborsi yang tidak aman, menjadi simbol gerakan hak aborsi di seluruh Amerika Serikat. (ABC News: Emma Machan)

Terlepas dari reaksi awalnya, saudara perempuan Gerri, Leona kemudian menjadi bangga dengan foto itu.

Dalam film dokumenter tersebut, dia difilmkan di rapat umum, memegang poster bertuliskan: "Ini saudara perempuan saya."

"Ibu saya sangat, sangat mencintai adiknya. Dan dia mengutarakannya dengan benar," kata Elka.

"Dia berkata, 'Inilah yang terjadi ketika perempuan kehilangan hak untuk memilih'."

Hak-hak lain yang terancam hilang

Hakim Pengadilan Tinggi Clarence Thomas menulis bahwa pengadilan "harus mempertimbangkan kembali" putusan masa lalu lainnya yang memberi orang Amerika hak-hak tertentu.

Dia merujuk kasus-kasus kunci yang menjamin akses ke kontrasepsi, dan melegalkan hubungan sesama jenis dan pernikahan sesama jenis.

"Dalam kasus-kasus mendatang, kita harus mempertimbangkan kembali semua preseden proses hukum substantif pengadilan ini, termasuk Griswold, Lawrence, dan Obergefell," tulisnya.

Dengan melakukan itu, dia menegaskan ketakutan jutaan orang Amerika bahwa beberapa konservatif tidak akan puas hanya dengan membatalkan hak aborsi.

Tanpa uang dan akses ke aborsi legal, seorang perempuan hamil berusia 28 tahun mengambil tindakan sendiri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News