Di Balik Sukses Pentas Wayang Orang Banjaran Gatotkaca di Istana Negara
Persiapan Panggung Berhenti karena Ibu Negara Akan Lewat
Senin, 01 Agustus 2011 – 12:21 WIB
Saat tampilan screen berubah, menggambarkan suasana di sebuah kerajaan, pertunjukan sesungguhnya dimulai. Dewi Arimbi muncul dengan menggendong bayi Gatotkaca didampingi Bima. Bersama anggota kerajaan yang lain, mereka menanti kedatangan Arjuna.
Itulah penggalan cerita dari pergelaran wayang orang dengan lakon Banjaran Gatotkaca yang dihelat di Istana Negara pada Jumat malam (29/7). Pergelaran dalam rangka perayaan HUT Ke-66 RI itu dimainkan kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka yang juga pernah tampil di Sydney Opera House pada Desember 2010. "Kali ini atas izin dan atas pemintaan Bapak Presiden digelar di Istana Negara," ujar pimpinan Peguyuban Wayang Orang Indonesia Pusaka Jaya Suprana.
Ruangan utama Istana Negara yang memang memiliki panggung dijadikan arena pertunjukan wayang orang. Dukungan screen terbukti menambah atraktif pertunjukan. Misalnya, saat adegan percintaan Gatotkaca dengan Dewi Pergiwa. Ketika itu, layar menampilkan pemandangan pantai saat matahari terbenam dengan langitnya yang merah. Dinding bagian dalam Istana Negara seolah berwarna serupa terkena pantulan sinar dari screen.
Para penonton, termasuk Presiden SBY dan Wapres Boediono, dibuat terkesima. Aplaus pun bergema di akhir setiap adegan maupun usai pergelaran berdurasi 1,5 jam itu. "Kalau dulu biasanya tiga jam, kali ini kami sesuaikan dengan kebiasaan, kelaziman dari bioskop, yaitu 1,5 jam," tutur Jaya mengenai durasi pertunjukannya.
Di tengah kesibukannya menjalankan tugas negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyempatkan diri nanggap wayang. Pertunjukan wayang orang
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala