Di Batas, Sepia Pasang Tarif Rp 300 Ribu Short Time
Mereka menawarkan kemolekan tubuhnya kepada pria dengan tarif yang bervariasi. Kecantikan mereka seperti "pelet" pemikat lawan jenis. Short time dipasarkan dengan harga Rp 300 ribu.
Di Sepia I, tempat hiburan malam yang juga menyediakan pelayanan khusus. Sabtu siang (26/3), seorang wanita seksi keluar dari sebuah rumah berjalan menuju warung. Rambutnya pirang, memakai hot pant plus baju kaos. "Cari apa mas? Mau minum atau bernyanyi atau yang lain?," tanya wanita itu kepada pengunjung.
Kalau siang, pelayannya lebih banyak memilih istirahat. Jelang malam, mereka baru kembali bekerja. "Pelayan sudah pada pulang. Mau minum atau bernyanyi?," ujar pemilik warung kopi yang menyebut dirinya pemilik Sepia I.
Wanita itu bercerita, usahanya hanya menjual alkohol dan fasilitas bernyanyi. Kalau hubungan tamu dengan pelayan, bukan urusannya. Sebab izin yang diberikan dari pemerintah hanya untuk usaha penjualan alkohol plus fasilitas bernyani. Tapi bila mau masuk ke kamar, tergantung komunikasi dengan anak-anak (pelacur, red).
"Biasanya pelanggan yang datang membayar Rp 300 ribu untuk jasa short time. Ada pula yang bisa sampai semalam tapi tarifnya tergantung komunikasi dengan ceweknya. Kami hanya jual minuman," kata seorang wanita yang tidak mau menyebutkan namanya.
Usaha yang ia lakoni itu dirintis sejak tahun 2001. Kala itu, hanya seorang diri yang mempunyai usaha rumah bernyanyi plus minuman beralkohol. "Dulu hanya saya. Nah, sekarang yang di sebelah itu, baru saja mereka buka. Bahkan, di antara mereka ada yang bekas pelayanku," ungkapnya didampingi seorang pelayan.
"Mau masuk kamar mas? Atau mau nyanyi sambil minum (alkohol) dulu?," rayu pelayan Sepia kepada pengunjung. Busana seksi selalu memancing naluri seorang pria. "Saya mandi dulu mas. Soalnya saya gerah," ujar dia sembari melangkah.
Mereka cenderung memakai hot pant. Langkahnya selalu direkayas sehingga tercipta lenggokan pinggul untuk menarik perhatian. Lokasi prostitusi dengan modus warung kopi dan penginapan dijumpai di Warkop dan Penginapan 55. Tempat ini juga menjual alkohol plus fasilitas bernyanyi.
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala