Di Belitung, Menpar Arief Bicara Destinasi Waktu

Di Belitung, Menpar Arief Bicara Destinasi Waktu
Menpar Arief Yahya. Foto: Dok JPNN

Jika anda terbang dari Jakarta ke Belitung, 8 Maret 2016, Anda seperti sedang berada di Eropa atau Amerika. 80 persen penumpangnya bule, dan mereka membawa perlengkapan teleskop dan kamera. Mereka ada wisman pemburu GMT. Dan mereka baru terkaget-kaget begitu melihat Belitung dengan pantai yang indah, alam yang cantik, pasir putih, laut yang bening.

Mengapa Kemenpar gencar mempromosikan GMT? Di 12 Provinsi? Yang tidak semuanya siap dengan akses dan amenitas? Rupanya inilah jawabannya. 

"Biar wisman datang dulu, begitu melihat atraksi dan alam yang bagus, kelak mereka akan datang lagi. Itulah mengapa kami buat 100 event di saat GMT, biar culturalnya juga ikut menjadi daya tarik yang kuat," kata Menpar yang sempat mewawancara beberapa turis di Belitung. 

Tugas selanjutnya adalah mengabadikan sebuah peristiwa menjadi destinasi berkelanjutan. Di sinilah pentingnya monumen yang memiliki sandaran sejarah, arkeologis, astronomi, ilmu pengetahuan, yang mengingatkan GMT 2016. Peristiwa alam yang langka dan menjadi titik balik bagi wisata "destinasi waktu." 

Arief Yahya memang tampil beda di seminar kali ini. Kalau biasanya selalu menampilkan angka-angka, destinasi, originasi, capaian, promosi, dan sebangsanya, di Belitung dia bertutur soal budaya, tradisi, sejarah dan peradaban yang dibangun sejak abad ke-7. Prasasti-prasasti kuno, doa-doa zaman dulu, yang pernah di dilakukan leluhur menjelang GMT.
 
Andrea Hirata di Seminar yang diselenggarakan oleh Kompas dan Kementerian Pariwisata itu lebih banyak menceritakan salah satu cara untuk mempromosikan Belitung dengan Novel dan Film Laskar Pelangi. Dia memang rela membebaskan siapa saja untuk menggunakan istilah Laskar Pelangi. 

"Bebas, tidak dipungut biaya royalty, bahkan kalau ada yang mau bayarpun saya tidak mau menerimanya," kata Andrea dengan topi hitamnya yang khas.
 
Setelah Seminar GMT, menpar berkeliling ke objek-objek wisata di Beltim, diantaranya Klenteng Kelapa Kampit, Klenteng Dewi Kwan Im, lalu ke Pantai Burong Mandi. Bersama Gubernur Rustam Effendi dan Bupati Beltim Yuslih Ihza Mahendra melihat potensi wisata yang bisa dikembangkan ke depan. Bupati Belitung Sahani Saleh juga ikut menjadi nara sumber dalam seminar itu.(dkk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News