Di Depan Erdogan Mengecam, Putin Sekarang Sanjung Trump
jpnn.com, MOSCOW - Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengecam tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Kecaman itu disampaikannya saat menggelar konferensi pers bersama Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan di Ankara beberapa waktu lalu.
Namun, sikap Putin berubah 180 derajat saat membahas isu penting dengan Trump via telepon. Isu penting itu sangat butuh dibahas bagi hubungan diplomatik antara Moskow dan Washington.
"Isu penting agenda bilateral dibahas dalam telepon. Selain itu juga membahas situasi yang memanas dengan fokus penyelesaian nuklir Korea Utara (Korut)," ungkap Kremlin seperti dilansir SputnikNews, Jumat (15/12).
Menurut pernyataan Kremlin, pembahasan isu penting itu dilakukan atas permintaan AS. Kedua negara nuklir tersebut, AS-Rusia setuju untuk melanjutkan kontrak bilateral.
Trump dan Putin terakhir berbicara pada 21 November untuk membahas pertemuan Putin dengan Presiden Syria Bashar al-Assad.
Dalam sebuah e-mail, Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, Presiden Trump berbicara dengan Presiden Putin hari ini. Pernyataan akan dikirim nanti malam.
Meski tindak tanduk Trump sering dikecam oleh para pemimpin dunia, salah satunya akibat pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Putin tetap menilai Trump pemimpin hebat.
Putin mengatakan bahwa Trump meraih banyak prestasi yang bisa diakui. Dia mengaku melihat secara objektif prestasi Trump, salah satunya dari data pasar.
Pandangan Putin berubah 180 derajat saat menelepon Trump untuk membicarakan sejumlah isu penting terkait kedua negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Kebijakan Donald Trump Berpotensi Bikin Produsen Mobil Dunia Boncos
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina