Di Detik-Detik Kematian Brigadir J, Pihak Keluarga Sudah Curiga dan Gelisah, Ternyata

Di Detik-Detik Kematian Brigadir J, Pihak Keluarga Sudah Curiga dan Gelisah, Ternyata
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Foto: Firda Junita/JPNN.com

Pada pukul 17.00 WIB atau waktu yang disebut polisi terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E, keluarga mencoba menghubungi kembali Yosua melalui telepon. Namun, pada panggilan ini Brigadir J tidak memberikan jawaban.

"Di WhatsApp ternyata sudah terblokir. Dengan terblokirnya nomor-nomor mereka, baik kepada ayahnya, ibunya, termasuk kakak, adiknya, termasuk ke WhatsApp grup, mereka mulai gelisah," kata Kamaruddin.

Kegelisahan keluarga makin menjadi-jadi saat terjadi peretasan WhatsApp dan media sosial.

Kamaruddin menyebut aksi peretasan ponsel itu berlangsung seminggu.

"Kemudian, berlanjut peretasan semua handphone keluarga, ayah-ibunya, kakak-adiknya semua handphone tidak bisa dipakai, kurang lebih satu minggu," ujar Kamaruddin.

Karena itu, pihak keluara menduga tewasnya Brigadir J merupakan pembunuhan berencana.

"Ini ada dugaan pembunuhan terencana, sehingga bagaimana caranya? Handphone itu bisa dikuasai password-nya, berarti sebelum dibunuh, ada dahulu dugaan pemaksaan untuk membuka password handphone," kata Kamaruddin.

Brigadir J tewas seusai terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jaksel pada Jumat (8/7).

Pihak keluarga Brigadir J mengaku masih menghubungi Yosua pada pukul 17.00, Jumat (8/7) atau pada saat detik-detik kematian sopir pribadi Putri Candrawathi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News