Di Dusun Ini Pria Harus Berani Menculik Perempuan
”Kami bangga sekali kalau banyak saingan. Berarti gadis yang kami sukai itu jadi rebutan. Kami kurang bersemangat kalau saingan sedikit, berarti dia kurang peminat,” ungkap Talim, lalu tersenyum.
Cara para laki-laki menunjukkan rasa cinta juga cukup unik. Mereka biasanya akan mengunjungi kediaman si perempuan.
Saat menerima tamu, si perempuan ditemani kedua orang tuanya. Bahkan, tidak jarang, datang tiga sampai lima pria sekaligus.
Yang menarik, buah tangan yang biasanya diberikan para pria kepada perempuan yang disukai juga tidak lazim.
”Kalau pas Lebaran, si laki-laki biasanya kasih sabun ke si perempuan. Kalau perempuan itu dapat sabun banyak, berarti populer. Nanti sabun itu dibagi-bagikan kepada tetangga,” urainya.
Talim mengisahkan, dulu bahkan ada perempuan di Dusun Sade yang pernah sampai memiliki 27 kekasih.
Kembang desa tersebut hingga saat ini masih hidup dan aktif menenun. ”Tapi, si nenek ini malah tidak menikah sama orang yang disukainya. Kasihan ya,” ujarnya.
Mayoritas penduduk Dusun Sade memang menikah di usia yang masih sangat muda, yakni 13–18 tahun. Bahkan, ada yang menikah di bawah usia 13 tahun.
Sebagian besar warga suku Sasak masih menjalani tradisi kawin culik. Tidak ada budaya meminang atau melamar. Si pria harus berani menculik perempuan.
- Mengenal Tradisi Masyarakat Suku Sasak di Desa Ende, Adat dan Budaya Tetap Dijaga
- Mengenal Alat Musik Genggong, Idiofon Khas Suku Sasak di Lombok
- Pengakuan Ina Bertemu Kekasih di Pohon Cinta Tengah Malam, Lantas ke Kandang Sapi
- Pemprov Jambi Dukung Penuh Forum Kemitraan Suku Anak Dalam
- Jokowi Berpidato dengan Pakaian Adat Sasak, Kerisnya di Dada