Di Era SBY, Pendidikan Karakter Sulit Dijalankan
jpnn.com, JAKARTA - Program penguatan pendidikan karakter (PPK) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sebenarnya bukan hal baru.
Di akhir era Presiden Susilo Bambang Yodhoyono, melalui Kurikulum 2013 (K-13), pembelajaran juga menekankan karakter.
Meskipun sudah berjalan empat tahunan, pembelajaran berbasis karakter di K-13 tidak mudah dijalankan.
Ketika K-13 diterapkan, ada sejumlah aspek yang dikeluhkan guru. Diantaranya adalah keharusan guru semua mata pelajaran menyisipkan kompetensi keagamaan dan norma lainnya, banyak guru mengeluh kesulitan.
Kemudian pengisian rapor yang menggunakan sistem deskripsi esay, supaya bisa menggambarkan karakter anak, juga sempat dikeluhkan.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengapresaisi terbitnya Perpres 87/2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Mantan Sekjen Federasi Guru Seluruh Indonesia (FSGI) itu mengatakan penguatan pendidikan karakter tidak akan otomatis mudah dijalankan di lapangan.
’’Guru sebagai ujung tombak penguatan pendidikan karakter perlu panduan teknis dan sejelas-jelasnya,’’ katanya seperti diberitakan Jawa Pos.
Meskipun sudah berjalan empat tahunan, pembelajaran berbasis karakter di K-13 di era Presiden SBY tidak mudah dijalankan.
- Bank Mandiri Resmi jadi Sponsor Jakarta LavAni, Siap Gebrak Proliga 2025
- PBVSI Apresiasi Saran dari SBY Soal Jumlah Peserta Proliga 2025
- Maulana Kabbani
- Dihubungi SBY dan AHY, Calon Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho Dapat Ucapan Selamat
- Masih di AS di Hari Pencoblosan Pilkada, SBY Siapkan Oleh-Oleh untuk Prabowo
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'