Di Era SBY, Pendidikan Karakter Sulit Dijalankan

Di Era SBY, Pendidikan Karakter Sulit Dijalankan
Siswa SD. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

Misalnya pembiasaan membuang sampah pada tempatnya. Perilaku ini harus konsisten diajarkan ke siswa tidak hanya di sekolah. Tetapi di rumah dan lingkungan masyarakat. Sehingga bisa terbentuk anak dengan karakter menjaga kebersihan.

Retno menjelaskan supaya program penguatan pendidikan karakter berhasil dijalankan oleh sekolah, pemerintah harus konsentrasi pada pelatihan guru.

Melalui pelatihan itu, guru bisa memiliki visi pendidikan karakter yang sama dengan arahan Presiden. Sehingga bisa terjadi harmoni impelementasi pendidikan karakter mulai dari istana negara sampai di sekolah.

Di tengah kegiatannya di Kuningan, Jawa Barat, Mendikbud Muhadjir Effendy menjelaskan menyiapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan pendidikan karakter.

Saat ini masih dalam proses pembahasan antara Kemendikbud, Kemenkumham, dan Setneg. ’’Mudah-mudahan bisa secepatnya keluar,’’ tutur dia.

Muhadjir mengakui bahwa Perpres itu sifatnya teoritis. Sehingga butuh panduan teknis supaya para guru bisa menjalankan dengan mudah di sekolah.

Dia menegaskan munculnya program penguatan pendidikan karakter ini tidak memiliki konsekuensi anggaran baru.

Sebab anggarannya menempel pada setiap program yang sudah ada. Seperti program pelatihan guru dan sejenisnya. (wan/tau)

Meskipun sudah berjalan empat tahunan, pembelajaran berbasis karakter di K-13 di era Presiden SBY tidak mudah dijalankan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News