Di Hadapan Luhut Cs, Jokowi Sebut Tak Mungkin Lagi Tahan Harga BBM, Sampai Mengucap Dua Kali
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihaknya tidak mungkin lagi menahan harga bahan bakar minyak (BBM) domestik.
Menurut Jokowi, ekonomi global juga mengalami ketidakpastian sehingga menyebabkan inflasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
"Saat ini ialah situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang, saya kira sisi baik fiskal kita, moneter kita, sangat dipengaruhi oleh ekonomi global yang sedang bergejolak utamanya yang berkaitan dengan kenaikan inflasi hampir di semua negara," kata dia dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (5/4) yang baru dirilis Sekretariat Presiden pada Rabu (6/4).
Jokowi meminta para menterinya memiliki kesadaran tinggi mengenai kondisi ini.
Eks gubernur DKI Jakarta itu meyakini krisis ini juga dirasakan oleh masyarakat. "Dampak itu dirasakan betul oleh masyarakat saat kita turun ke bawah," jelas dia.
Meski demikian, Jokowi mengatakan Indonesia tak sendiri mengalami kesulitan.
Dia menyampaikan inflasi Amerika Serikat mencapai angka 7,9 dan Uni Eropa 7,5. Menurut Jokowi, biasanya inflasi yang terjadi di negara-negara tersebut berkisar di angka satu.
"Turki sudah di angka 54, angka-angka aeperti ini akan membawa kita, yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM. Enggak mungkin," jelas dia.
Presiden Jokowi mengatakan sejumlah negara tengah mengalami inflasi tinggi. Pemerintah tak bisa menahan harga BBM.
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila