Di Jateng, Presiden Ajak Petani, Penyuluh, dan Babinsa Tingkatkan Produktivitas
“Saya ini dulu PPL, PPL adalah pelayan petani Indonesia, saya kembali (menjadi Menteri Pertanian) untuk anda, kalian semua pahlawan pangan Indonesia, kami terbiasa kerja hingga ke pelosok sampai keujung, kami ingin petani merasakan kehadiran pemerintah," ujar Mentan.
Masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih.
"Pada 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena hadirnya elnino, tapi saat ini kita bersinergi untuk kembali meraih swasembada dalam waktu dekat," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi tidak bisa dilakukan melalui langkah-langkah biasa.
Dia mengaku saat ini tengah berupaya meningkatkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) yang total anggarannya mencapai Rp 260 miliar. Biaya ini diharapkan dapat mendukung kerja penyuluh dilapangan secara lebih maksimal.
"Pertanian itu tidak perlu di perdebatkan tapi harus dikerjakan. Kita hadirkan solusi untuk kemajuan pertanian Indonesia," kata Amran.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan sekitar 25.000 insan pertanian yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani baik petani millenial termasuk petani hutan, pemilik kios pupuk pertanian.
Serta Babinsa hadir disini untuk mengikuti kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Jateng.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak petani, penyuluh, dan Babinsa meningkatkan produksi pangan Indonesia.
- Bertambah Lagi, Desa Energi Berdikari Pertamina Hadir di Indramayu
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Satu Keluarga di Bruno Purworejo Tertimbun Longsor, 3 Orang Meninggal
- Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI
- Petani Temanggung Mantap Dukung Agus Nadia: Programnya Paling Kongkret