Di Kapal yang Dibom Itu Masih Ada Mobil Jeep dan Truk
Menurut sumber yang beredar, Jalil merupakan satu-satunya saksi hidup yang tersisa. Rekan-rekan seperjuangannya telah mendahulinya menghadap Yang Maha Kuasa.
Saat ditemui di Masjid Al- Amin sore kemarin, kakek bersuia 82 tahun itu mengaku memang melihat langsung peristiwa naas tersebut.
Bahkan dirinya nyaris menjadi salah seorang korban pengeboman yang terjadi pada hari Sabtu pagi bulan April itu.
“Sepuluh menit sebelum kejadian saya hendak pergi ke salah satu kapal untuk bongkar muat barang. Saya lihat langsung kejadiannya, perasaan takut bercampur aduk, seperti lagi nonton film perang,” ungkapnya.
Sebelumnya satu unit pesawat Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) tiba-tiba muncul dan langsung mengebom kapal-kapal tersebut.
Menurut Jalil, tak sampai 5 menit dua kapal langsung tenggelam. Kemudian kata Jalil, pesawat Permesta yang dipiloti oleh Allan Pope itu sempat menghilang.
Namun kemudian kembali lagi pada siang hari sekitar pukul 14.00 dan mengebom dua kapal lainnya. “Salah satu kapal yang di bom pada siang itu adalah KM Nuburi,” terang Jalil.
Akibatnya sejumlah ABK kapal menjadi korban. Jalil tak mengetahui jelas berapa jumlah korbannya.
Donggala, Sulewesi Tengah. Daerah dengan julukan kota tua ini sangat banyak menyimpan cerita masa penjajahan Belanda.
- Ratusan Warga Donggala Gabung Relawan Berani Gaspoll: Anwar-Reny Pilihan Rakyat
- Masyarakat Donggala Sulteng Merasakan Gempa, Begini Penjelasan BMKG
- Soroti Tambang Galian C di Palu dan Donggala, ART: Merusak Lingkungan
- Warga Sulteng Tak Pernah Lupa saat Ganjar Datang Membantu Gempa Donggala Kala itu
- Kain Tenun Khas Donggala Laris Manis Pasar Amerika Serikat, Mantap!
- Banjir Terjang Donggala Rendam Ratusan Rumah