Di Luar Perkiraan, Tingkat Pengangguran di Australia Menurun
Di luar perkiraan, tingkat pengangguran di Australia turun menjadi 6,1 persen. Diperkirakan ada sekitar 37.700 lapangan pekerjaan yang baru, namun metode perhitungan yang dipergunakan Biro Statistik justru dipertanyakan.
Biro Statistik Australia memperkirakan bahwa lapangan kerja baru akan meliputi 31.500 dari pekerjaan penuh waktu (full time) dan 6.100 pekerjaan paruh waktu (part time).
Tingkat pengangguran di bulan Maret mengalami penurunan kurang dari 0,1 persen dari nilai di bulan Februari, yakni 6,2 persen, yang telah dikoreksi (awalnya dilaporkan senilai 6,3 persen).
Tingkat pengangguran di Australia menurun di luar perkiraan.
Sebelumnya, Bloomberg sempat melakukan survei kepada sejumlah pengamat ekonomi. Kebanyakan dari mereka memperkirakan akan adanya 15.000 pekerjaan baru, sehingga tingkat pengangguran Australia akan tetap stabil di 6,3 persen.
Namun, Stephen Walters, Kepala Ekonom JP Morgan mengatakan kenaikan sekitar 80.000 lapangan pekerjaan baru tidak realistis.
Hal ini pun meningkatkan keraguan soal survei yang dilakukan oleh Biro Statistik Australia, atau ABS. Tahun lalu, pernah ada peninjuan besar-besaran terhadap ABS akibat ada kesalahan data.
"Sudah jelas Biro Statistik harus melakukan evaluasi ulang soal metodologi...," ujar Walters. "Salah satu hasil dari survei ini mungkin sudah tidak lagi kredibel seperti sebelumnya."
Di luar perkiraan, tingkat pengangguran di Australia turun menjadi 6,1 persen. Diperkirakan ada sekitar 37.700 lapangan pekerjaan yang baru, namun
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia