Di Markas Besar PBB, Nadiem Makarim Pamer Keberhasilan Merdeka Belajar
jpnn.com, NEW YORK - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim didapuk sebagai pembicara di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Nadiem menjelaskan materi teknologi dalam pendidikan pada rangkaian Transforming Education Summit yang dihelat di New York, Amerika Serikat (AS), Sabtu (17/9).
Menggunakan teknologi dalam pendidikan bukanlah suatu pilihan bagi Indonesia karena beragamnya sekolah, demografi, pemangku kepentingan, dan lain sebagainya.
‘’Teknologi dalam pendidikan sudah menjadi keniscayaan,” terang Mendikbudristek dalam paparan di hadapan pemimpin-pemimpin bidang pendidikan dari berbagai negara di dunia.
Pada April 2020, sebanyak 96 persen sekolah di Indonesia tutup karena pandemi. Krisis pembelajaran dan disparitas akses terhadap teknologi kian nyata.
Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek secara cepat mengubah pendekatan akan teknologi. Nadiem menjelaskan teknologi sering dipikirkan hanya setelah suatu program diluncurkan dan mengesampingkan kemudahan bagi pemangku kepentingan untuk menggunakannya.
"Sekarang sebaliknya, teknologi dikembangkan secara serius bersamaan dengan direncanakannya suatu kebijakan serta mengedepankan kebermanfaatan dan kemudahan akses bagi para penggunanya,” katanya.
Penjelasan Mendikbudristek ini dibuktikan dengan berbagai platform teknologi yang kini digunakan jutaan guru, civitas academica, mitra-mitra pendidikan, dan UMKM.
Sebagai pembicara di markas besar PBB, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengunggulkan dan membanggakan Merdeka Belajar
- Mengenal Jaringan Internasional Rantastia Nur Alangan, Oh Ternyata
- Rantastia Nur Alangan Ungkap Dukungan Dr. Ram Krishna untuk UIPM
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Dituding Jenderal Gadungan, CEO UIPM Tunjukkan Bukti Undangan Resmi PBB
- Jazuli Juwaini Mendukung Penuh Gerakan Global Mengeluarkan Israel dari Keanggotaan PBB
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri