Di Pucuk-pucuk Tebing Ini Dulu Para Anggota GAM Bersembunyi

Di Pucuk-pucuk Tebing Ini Dulu Para Anggota GAM Bersembunyi
DIJAMIN AMAN: Wartawan Jawa Pos berpose di depan bukit cadas yang menjadi persembunyian gerilyawan GAM di kawasan Pucok Krueng, Aceh Besar. Foto: Jawa pos photo

Para wisatawan lebih sering memilih akhir pekan untuk menyusuri jalur itu. Baik Pucok Krueng, Lhoong, maupun kawasan hutan lain.

***

Mendel menuturkan, sejak perjanjian damai dan para kombatan turun gunung, otomatis perbukitan serta tebing-tebing di hutan Aceh Besar menjadi kawasan terbuka. Siapa saja bisa datang. 

”Saya hanya menyediakan pemandu dari mantan kombatan karena mereka yang paling mengenal medan di situ,” tuturnya. 

Wisata gerilya itu, papar Mendel, berawal dari niatnya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi para mantan kombatan. 

Dia kemudian mendapatkan izin dari gubernur Aceh saat itu, Irwandi Yusuf, untuk membuka paket wisata gerilya GAM. 

Berbekal surat izin tersebut, Mendel datang ke salah satu basis GAM di Pucok Krueng pada 2007.

Dia lalu mengumumkan bahwa dirinya akan memberikan pekerjaan kepada para mantan kombatan. Namun, hanya seorang yang melamar, yakni Marjuni. 

PADA 15 Agustus 2005, diteken perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ya, MoU Helsinki,sudah berusia 11 tahun. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News