Di Ranjang seperti PSK, Harus Rela jika Suami Berpoligami
Minggu, 19 Juni 2011 – 08:08 WIB
Salah seorang anggota KTS, Fatimah, menuturkan bergabung dengan KTS pada 1995. Sejatinya, dia sudah ikut komunitas Global Ikhwan (yang memelopori KTS) pada 1994. Namun, karena baru bersuami pada 1995, dia masuk klub pada tahun tersebut. Dulu, terang dia, KTS tidak seperti sekarang, yang sangat terbuka dengan anggota baru. "KTS adalah aktivitas di dalam Global Ikhwan. Sekarang ramai begini karena kami ingin terbuka dan menerima anggota baru," tutur dia.
Perempuan hitam manis dari Palembang itu menambahkan, sebelum menikah, anggota KTS harus melalui berbagai pelatihan. Mulai pelatihan pranikah, pelatihan perkawinan, dan pelatihan pasca perkawinan. Dalam pelatihan pranikah, kegiatan lebih diutamakan pada pembentukan mental istri. Yakni, ditanamkan nilai bahwa ketaatan terhadap suami dilakukan karena kecintaan kepada Allah.
Nah, pelatihan semakin seru saat Fatimah hendak menikah. Pelatihannya semakin konkret dan detail pada hubungan suami istri. Dia diajari cara memuaskan suami di ranjang secara total atau 100 persen. "Harus berani gila-gilaan kepada suami," terang dia.
Bagaimana hubungan gila-gilaan itu? Perempuan 37 tahun tersebut mengibaratkan PSK (pekerja seks komersial) kelas atas ketika melayani tamu. Para PSK itu berani berbuat apa saja karena dibayar. Para anggota KTS juga harus mau diperlakukan apa saja oleh suami ketika berhubungan seks. "Juga kapan pun suami "mau", kita harus melayani. Tidak boleh menolak," ucap ibu tujuh anak tersebut.
Komunitas ini lebih dulu ada di Malaysia: Obedient Wives Club atau Klub Istri Taat Suami (KTS). Tadi malam klub tersebut di-launching secara resmi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408