Di Tengah Anjloknya Harga, Bos IBC Sebut Permintaan Nikel Terus Meningkat
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho tetap percaya diri permintaan nikel untuk pasar baterai kendaraan listrik meningkat.
Hal itu dikatakan Toto meski harga nikel dunia kini mengalami tren penurunan sejak Maret 2022 ketika berada pada posisi tertingginya, yakni 47.587 US Dolar per ton.
Berdasarkan situs Trading Economics, harga nikel dunia tercatat USD 15.765 per ton pada Rabu (24/1).
Melansir data WoodMac 2023 yang menyebut kebutuhan nikel untuk industri baterai sekitar 480 kilo ton (kt) atau sekitar 15 persen konsumsi nikel global. Wood
WoodMac adalah sebuah perusahaan konsultan global untuk energi terbarukan, energi, dan sumber daya alam. Layanan Wood Mackenzie mencakup data, analisis, wawasan, acara, dan konsultansi.
"Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 kebutuhan nikel untuk industri baterai sebesar 1.260 kt atau sekitar 26 persen konsumsi nikel global," ucap Toto dalam keterangannya, Rabu.
Peningkatan permintaan ini, lanjut Toto didorong oleh komitmen global untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari transisi energi bersih.
"Dengan komitmen global untuk mengurangi emisi dan mengadopsi kendaraan listrik, permintaan untuk baterai EV akan terus meningkat, yang pada gilirannya akan mendorong permintaan terhadap nikel," kata dia.
Dirut IBC Toto Nugroho tetap percaya diri permintaan nikel untuk pasar baterai kendaraan listrik meningkat.
- Eksplorasi dan EBT Jadi Solusi Ketahanan Energi
- Legislator Golkar Berharap Indonesia Lepas dari Middle Income Trap Lewat Hilirisasi Nikel
- Industri Nikel di Indonesia Makin Mantap Gunakan Energi Bersih
- Penerapan ESG PalmCo Salah Satu Terbaik di Level Global
- IBC dan CBL International Berkolaborasi, Perkuat Rantai Pasok Kendaraan Listrik
- PT IBC & CBL International Bangun Perusahaan Patungan untuk Manufaktur Sel Baterai