Di Tengah Keterbatasan Masih Bisa Ucapkan Alhamdulillah

Nelayan hanya menangkap ikan di bibir laut.
“Kalau kapal seperti kami, gak berani di laut. Gelombang masih tinggi. Kami hanya berani di muaranya menangkap ikan. Berbeda dengan kapal besar lainnya. Mereka santai saja. ” ujar Suhardi, salah seorang nelayan di Kanal dua Bukit Pelangi.
Meskipun begitu, dirinya mengaku bersyukur lantaran masih bisa membawa ikan ke rumah untuk dijual.
Setiap hari, dirinya bisa menangkap ikan hingga sepuluh kilogram.
“Dalam keterbatasan karena tingginya gelombang, kami masih bisa mendapatkan rezeki. Alhamdulillah daripada tidak sama sekali,” katanya.
Dia memilih tak menjual ikan ke pasar, tetapi kepada langganan.
Ikan kerapu dijual Rp 60 ribu per kilo. Sedangkan kakap merah dijual Rp 80 ribu.
“Jadi ada langsung yang beli. Kami gak repot lagi jual-jual di pasar,” katanya. (dy)
Nelayan di Kutai Timur, Kalimantan Timur, harus memahami semua peristiwa di laut.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Homestay Kampung Nelayan Sarang Tiung Diresmikan, Ini Keunggulannya
- Senator Lalita Buka Puasa Bersama Masyarakat Nelayan, Tekankan Toleransi
- Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi, BMKG Imbau Nelayan di DIY Tunda Melaut
- Nelayan & Masyarakat di Bali Diminta Waspada Gelombang Setinggi 3 Meter
- Dukung Kesejahteraan Nelayan, Kitabisa, Aruna, dan Yayasan Ini Lakukan Kolaborasi
- Perahu Nelayan Dihantam Ombak di Perairan Utara Karawang, Satu Orang Meninggal Dunia