Di Tengah Pandemi COVID-19, Petani Australia Justru Panen Duit
Tahun 2020/21 merupakan tahun ketiga penurunan pendapatan ekspor hasil pertanian Australia.
Nilai ekspor ke mitra dagang paling berharga pertanian Australia, China, diperkirakan akan turun tahun depan, saat China memberlakukan tarif atas jelai dan anggur mulai diterapkan.
Tahun depan turun kembali
Photo: ABARES memperkirakan berbagai hambatan yang dialami sektor pertanian Australia akan menurunkan nilai hasil produksi tahun depan. (Clint Jasper)
Dr Greenville menjelaskan, kondisi cuaca yang membaik tahun ini akan membantu petani meningkatkan produksi mereka seperti tahun lalu.
Namun, katanya, ada beberapa hambatan yang akan menghambat sektor ini, sehingga nilai total produksi diperkirakan turun menjadi AU$63,3 miliar pada tahun 2021/22.
Dia memperkirakan petani di negara bagian Victoria dan New South Wales tidak akan bisa mencapai hasil panen seperti tahun 2020/21.
Di sisi lain, Dr Greenville menyebutkan para peternak akan fokus mengembangkan pembibitan ternak domba dan sapi mereka, sehingga stok hewan yang siap dikirim ke pejagalan akan lebih sedikit.
Secara keseluruhan, ABARES memperkirakan terjadinya penurunan harga yang akan diterima petani untuk sebagian besar komoditas, kecuali kapas dan wol yang diperkirakan akan pulih kembali.
Di tengah ketegangan hubungan dagang dengan China serta pandemi COVID-19, sektor pertanian Australia justru mengalami ledakan
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam