Diabetes di Indonesia Meningkat Tapi Belum Tentu Ikuti Rekomendasi Medis
Sebuah studi terbaru di Australia menunjukkan sejumlah warga Indonesia yang hidup dengan diabetes belum tentu mengikuti rekomendasi pihak medis, karena sejumlah faktor seperti kondisi finansial.
Kebanyakan dari mereka juga pertama kali mendapatkan informasi soal gula dan diabetes dari keluarga dan teman-temannya, demikian penemuan lainnya dalam studi tersebut.
Penelitian ini dilakukan oleh Titan Ligita dari Universitas Tanjungpura, Pontianak yang juga baru menyelesaikan program Doktor di James Cook University dan telah dimuat di jurnal sains internasional 'PLOS One' bersama sejumlah akademisi lainnya.
Photo: Mereka yang hidup dengan diabetes perlu mengukur kadar gula secara teratur, dengan alat yang kini mudah dimiliki. (ABC Tropical North: Sophie Meixner)"Jadi ada pasien yang memang mendapatkan informasi dan terapi dari dokter, tapi setelah itu mereka mendapatkan terapi dari orang lain," kata Titan kepada ABC Indonesia.
Sejumlah bukti temuan dalam studi ini menunjukkan keputusan pasien diabetes untuk tidak mengikuti petunjuk medis juga disebabkan oleh lokasi dimana mereka tinggal dan mendengar apa yang direkomendasikan oleh keluarga dan teman mereka.
"Selain itu ada pula alasan-alasan psikologi seperti rasa ketakutan untuk menyuntikkan diri insulin," jelas Titan yang juga mengatakan kasus diabetes di Indonesia tergolong tinggi dan cenderung meningkat.
Diantara mereka yang terlibat dalam studi tersebut juga ada yang merasa tidak ada mengalami kemajuan dalam kesehatannya.
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara