Diadili, Sang Iron Lady Ukraina
Sabtu, 25 Juni 2011 – 10:42 WIB

Yulia Tymoshenko. Foto: REUTERS/Gleb Garanich
KIEV - Mantan Perdana Menteri (PM) Ukraina Yulia Tymoshenko tertunduk sambil memegang setangkai mawar pink. Wajah ayunya kuyu. Kemarin (24/6), perempuan berjuluk Iron Lady itu menghadiri sidang pertama di Kota Kiev. Dia duduk di bangku terdakwa karena dituding menyelewengkan kekuasaannya pada awal 2009 lalu.
Dalam ruangan sidang yang dipadati pengunjung itu terlihat suami Tymoshenko, Oleksander Hennadiyovych, dan putri tunggal mereka Yevgenia bersama sang suami, Sean Carr. Mereka sengaja hadir untuk memberikan dukungan kepada politikus 50 tahun tersebut. Mereka yakin, salah satu tokoh sentral Revolusi Oranye itu tak bersalah dan menjadi korban politik kotor pemerintahan Presiden Viktor Yanukovych.
Baca Juga:
"Yanukovych pengecut. Dia tak berani menghadapi oposisi dan persaingan politik," tandas Tymoshenko yang kemarin tampak anggun dalam balutan setelan berwarna krem. Perempuan yang selalu mengepang rambutnya menjadi semacam bando itu juga mengecam pemerintah. Menurut dia, sidang yang kemarin dihelat dalam ruangan kecil tersebut hanyalah sandiwara. Karena itu, dia menyebutnya sidang kanguru.
Dia yakin, pemerintahan Yanukovych sengaja mengorbankan dirinya dalam politik kotor Ukraina. "Dakwaan apapun yang dituduhkan pada saya akan berbalik pada Yanukovych sendiri. Semua ini hanya akal-akalan belaka. Penjahat yang sesungguhnya adalah dia, bukan saya," tandasnya disambut sorak-sorai ribuan pendukung yang sengaja berkumpul di halaman gedung pengadilan.
KIEV - Mantan Perdana Menteri (PM) Ukraina Yulia Tymoshenko tertunduk sambil memegang setangkai mawar pink. Wajah ayunya kuyu. Kemarin (24/6), perempuan
BERITA TERKAIT
- Sibuk Bela Palestina, Puluhan Mahasiswa Asing Diusir dari Amerika
- Permalukan Trump, Iran Tegaskan Ogah Berunding Langsung dengan Amerika
- Sesumbar, Donald Trump Klaim AS Lakukan Perundingan Langsung dengan Iran
- OKI Tuntut Penyelidikan Terkait Pembunuhan Pekerja Kemanusiaan di Gaza
- Demo di Akhir Pekan, Ribuan Warga Amerika Kecam Persekutuan Elon Musk & Donald Trump
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara