Diagnosis HER2 jadi Terobosan Baru Pengobatan Kanker Payudara

Diagnosis HER2 jadi Terobosan Baru Pengobatan Kanker Payudara
Konsultan hematologi-onkologi medik, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM, menyampaikan diagnosis HER2 jadi terobosan baru pengobatan kanker payudara. Foto dok. AR

jpnn.com, JAKARTA - Kanker payudara menjadi jenis penyakit dengan kasus tertinggi di Indonesia.

Merujuk data Globocan 2022, penderita kanker payudara dalam lima tahun terakhir mencapai 209.748 orang dengan angka kematian mencapai 22.598 atau 9,3% dan menempati ranking ketiga di tanah air. 

Demikian halnya dengan kasus baru juga menempati posisi pertama dengan kenaikan 16,2% atau mencapai 66.271 kasus.

"Pemeriksaan lebih rinci sebagai diagnosis kanker payudara untuk mendapatkan pengobatan dan terapi sesuai target, penting dilakukan," kata dokter penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM, Rabu (11/9).

Untuk memastikan seorang pasien kanker payudara terdiagnosis kategori mana, maka perlu dilakukan pemeriksaan Histopatologi dan Imunohistokimia (IHK) yang sangat penting untuk menentukan status HER2 seseorang. 

Tes IHK ini akan memberikan skor antara 0 hingga 3 , di mana 3 dianggap HER2 positif. 

Jika hasil IHK berada pada skor 2 (borderline), diperlukan pemeriksaan tambahan seperti FISH (Fluorescent In Situ Hybridization) atau CISH (Chromogenic In Situ Hybridization) untuk memastikan status HER2.

Namun, tantangan tetap ada, termasuk akses pemeriksaan yang terbatas, terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas. 

Konsultan hematologi-onkologi medik, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM, menyampaikan diagnosis HER2 jadi terobosan baru pengobatan kanker payudara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News