Diajak Suami Marwah Daud, Disuruh Siapkan Peti sebagai ATM Uang Barokah

Diajak Suami Marwah Daud, Disuruh Siapkan Peti sebagai ATM Uang Barokah
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

“Kalau ada orang mendaftar menjadi pengikut Dimas Kanjeng, tinggal hubungi saja Yunus kemudian dan membawah uang maharnya Rp 1 jutaan selanjutnya ditranfer ke rekening yang diintruksikan H. Nyompa,” kata Arman.

Selama menetap di Probolinggo, kata Arman, ayahnya baru sekali pulang ke kampung, itupun hanya sepekan lamanya. 

H Nyompa benar-benar sudah meninggalkan semua kesibukannya di Koltim sebagai seorang petani kakao dan lebih sibuk mengurusi padepokan Dimas Kanjeng. 

Anaknya sempat protes namun Nyompa meyakinkan bahwa dia memang harus segera kembali karena dibutuhkan Dimas Kanjeng, termasuk Marwah Daud.

Sejak di Jawa Timur, urusan di Sultra terkait Dimas Kanjeng didelegasikan kepada kerabatanya bernama Yunus tersebut. 

Sayangnya, Yunus yang juga warga di Labandia, tak berhasil ditemui Kendari Pos saat disambangi ke rumahnya. 

Kabarnya, kaki tangan Dimas Kanjeng itu sedang tidak berada di kediamannya, karena ada urusan di luar rumah.

Yang jelas, kata Arman, tahun 2012 lalu, di rumahnya sempat digelar ritual yang oleh kelompok itu disebut Istighosah. 

H. NYOMPA merupakan salah satu pentolan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dia disebut-sebut sebagai koordinator wilayah Sulawesi Tenggara. Rupanya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News