Diakui PBB, Negara Palestina Gunakan Logo Baru
Rabu, 09 Januari 2013 – 09:27 WIB
Jubir pemerintah Israel Mark Regev mengungkapkan kemarin bahwa dekrit Abbas tak akan mengubah apapun. ’’Seharusnya, daripada melakukan tipu muslihat seperti ini, Palestina berunding dengan Israel untuk mengupayakan solusi terbaik dalam konflik ini,’’ komentarnya. Menurut dia, hanya melalui perundingan lah, solusi mengenai dua negara untuk dua masyarakat akan tercapai.
Sayangnya, sejauh ini, perundingan damai Palestina dan Israel yang diprakarsai AS tidak pernah berakhir dengan kesepakatan. Bahkan, selama empat tahun terakhir ini, perundingan itu mogok. Sebab, Abbas dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu selalu memiliki pendapat berbeda soal persyaratan terbentuknya dua negara. Apalagi, Israel menolak penetapan batas wilayah sesuai kesepakatan 1967.
Karena tak pernah mencapai kata sepakat dengan Israel melalui dialog damai, Abbas pun berusaha menempuh jalur lainnya dalam rangka mewujudkan cita-cita terbentuknya negara Palestina. Salah satu caranya adalah membawa persoalan tersebut ke forum PBB. Jadi, Abbas mendapat banyak dukungan untuk mendirikan negara Palestina.
Senada dengan Regev, Jubir Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland pun mengaku keberatan dengan dekrit Abbas dan logo baru tersebut. ’’Anda tak bisa menciptakan sebuah negara hanya berbekal retorika atau logo dan nama. Sebuah negara hanya bisa terbentuk melalui perundingan bilateral,’’ kecamnya. Dia lantas menyebut dekrit Abbas itu provokatif dan hanya akan memicu konflik baru.
RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmud Abbas, 77, cepat menyikapi pengakuan PBB atas kedaulatan tanah airnya. Selasa (8/1), tokoh yang akrab
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer