Diam-diam Datang Sebelum 15 Juli, Jenderal AS Dicap Terlibat Kudeta Turki
jpnn.com - ANKARA - Kondisi politik dan keamanan di Turki masih belum pulih sempurna. Usai upaya kudeta 15 Juli lalu, negara yang dikenal dengan sebutan Negara Transkontinental (negara yang dimiliki oleh lebih dari satu benua - Asia dan Eropa) itu, masih tegang.
Nada kecurigaan dan tudingan terhadap pihak luar yang ikut mendalangi upaya kudeta masih sanagt kuat. Seperti dilansir dari Hurriyet Daily News, Selasa (26/7), Devlet Bahceli pemimpin Milliyetçi Hareket Partisi (MHP - Nationalist Movement Party/Partai Gerakan Nasionalis, salah satu partai tua di Turki), masih mengungkit kemungkinan negara asing ikut menjadi sutradara dalam aksi kudeta tersebut.
"Rumor mengatakan bahwa seorang Jenderal Amerika Serikat, yang merupakan salah satu komandan ISAF, berada di balik kudeta FETO. Ini masalah serius," kata Bahceli di Ankara, Selasa (26/7).
ISAF adalah International Security Assistance Force, pasukan bantuan keamanan internasional NATO yang berbasis di Afghanistan.
Jenderal Amerika Serikat yang tak disebutkan namanya itu, disebut-sebut membantu FETO (Fethullahist Terrorist Organization, cap dan singkatan yang disematkan penguasa kepada organisasi Fethullahist) melakukan upaya kudeta.
"Informasinya, orang AS ini diam-diam datang ke Turki dua kali sebelum 15 Juli dan pertemuan penuh rahasia di (provinsi timur) Erzurum dan (provinsi selatan) Adana Incirlik Air Base. Jika klaim ini benar, yang berarti jika CIA dan Pentagon berada di belakang pengkhianatan ini, itu berarti bahwa Turki sedang menghadapi masalah yang sangat serius dan AS tidak akan mampu mengatasi hal ini," katanya.
Tudingan kepada oknum-oknum AS memang cukup menguat di kalangan pejabat maupun politikus Turki. Bahceli juga menambahkan, jika AS terlibat, dia khawatir hubungan Washington dan Ankara akan rusak berat. "Ini berarti bahwa AS dan pusat kekuatan global berencana menyeret Turki ke dalam perang sipil," tandas Bahceli.
Beberapa pejabat AS sebelumnya sempat membantah Negeri Paman Sam terlibat kudeta. Duta Besar AS untuk Ankara, John Bass pernah menegaskan pemerintahnya tidak punya informasi atau menemukan indikasi usaha kudeta.
ANKARA - Kondisi politik dan keamanan di Turki masih belum pulih sempurna. Usai upaya kudeta 15 Juli lalu, negara yang dikenal dengan sebutan Negara
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel
- Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, 38 Orang Tewas
- Penyelidikan Soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan Dimulai