Diam Mati Kelaparan, Melawan Dibantai Pasukan Pencabut Nyawa
BACA JUGA: Rakyat Venezuela Menderita, Maduro Malah Tuduh AS Kirim Bantuan Busuk
Tidak peduli keluarga ataupun tetangga korban tengah melihat. FAES benar-benar Death Squad. ’’Tenang dan mematikan,’’ tulis media yang berdiri sejak 2002 itu.
Pendiri The Caracas Chronicles Francisco Toro mengungkapkan bahwa taktik brutal yang dipakai FAES telah berperan besar dalam krisis politik di Venezuela. Ketakutan masal melanda permukiman miskin di Venezuela.
”Hanya sedikit korban yang mau tampil dan mengungkap kisah mereka,” ujarnya seperti dikutip Washington Post.
Jumat (15/2) Kantor Pengontrol Aset Asing Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada lima pejabat Venezuela. Salah satunya Direktur FAES Rafael Enrique Bastardo Mendoza.
Properti dan aset milik lima orang tersebut yang berada di AS, dikontrol orang AS, maupun sedang transit di Negeri Paman Sam akan dibekukan.
’’FAES telah dilabeli sebagai skuad pemusnahan Maduro, dikenal atas cara-caranya yang brutal, bertopeng dan melakukan razia malam hari di penjuru Karakas.’’ Demikian bunyi pernyataan Kantor Pengontrol Aset Asing Departemen Keuangan AS.
Para pendukung Maduro tentu saja menampik semua label maupun tudingan yang diarahkan ke FAES. Dilansir Reuters, Kepala Partai Sosialis Diosdado Cabello menuding bahwa kisah-kisah menyeramkan tentang FAES sengaja dibuat oposisi. FAES pun membantah melalui akun media sosial resmi milik mereka.
Kondisi penduduk Venezuela berhadapan pada ancaman kelaparan dan pasukan khusus FAES, yang disebut juga pasukan pencabut nyawa.
- Warga Israel Kompak Tolak Rencana Netanyahu, Anggota Pasukan Elite Sampai Ikut Demo
- 450 Prajurit Pasukan Elite Yonif Raider 600 Siap Menumpas KKB dengan Cepat, Senyap, dan Tepat
- Panglima TNI Mengubah Nama Korps Paskhas Menjadi Kopasgat
- Astaga, Presiden Venezuela Tuding Takhta Suci Vatikan Menebar Kebencian
- Pasukan Elite Tiongkok Siaga di Laut China Selatan, Menyamar Jadi Nelayan, tetapi Siap Perang
- Terlibat Upaya Kudeta di Venezuela, Dua Warga Amerika Kena Batunya