Dian Covid Kedua
Oleh: Dahlan Iskan
Kursus reiki pun dia ikuti. Juga kursus meditasi. Pun sampai kursus akuntan carbon credit. "Supaya hidup lebih menarik," tulisnyi.
Dia juga menjadi mentor anak-anak berkebutuhan khusus ketika masih Melbourne. Misalnya untuk anak autis, intellectual disable, down syndrome.
Dian tentu juga menulis kisah kembali terkena Covid di Facebook-nyi. Dia ceritakan bagaimana dia dijemput ambulans sampai pakai pengawal. Dian sempat bertanya kok pakai pengawal segala. Ternyata itu masalah teknis semata: sirine ambulansnya lagi mati.
Maka Dian merasa nyaman di ambulans itu. Suara sirine kadang justru membuat pasien tertekan.
Apakah Dian punya komorbid? "Dulunya tidak. Setelah kena Covid Oktober lalu saya menjadi punya darah tinggi," tulis Dian kepada saya.
Pernah tekanan darahnyi sampai 191/100. Itu waktu baru masuk rumah sakit pakai ambulans tanpa sirine itu. Wow. Tinggi sekali. "Tadi sudah 140/92," tulisnyi Minggu sore kemarin.
Dian tidak tahu kenapa bisa terkena Covid lagi. Dia tidak pernah memeriksakan darah: apakah angka imunitasnyi habis setelah enam bulan sembuh dari Covid.
Mestinya semua orang yang pernah terkena Covid memiliki imunitas. Angkanya memang bervariasi. Tiap orang tidak sama. Saya termasuk yang rajin memonitor seberapa cepat penurunan angka imunitas pada diri saya.