Diana Fitria Anggraeni, Anak Penyortir Kertas Roti yang Lolos Masuk UGM Tanpa Tes dan Bebas Biaya Kuliah
Rutin Puasa Daud, Ingin Kuliah Sambil Bekerja

Aminatun, ibu Diana, hanya terharu ketika menceritakan berbagai macam keterbatasan yang dialaminya. Dia tidak menyangka putrinya bisa diterima di UGM. Padahal, mulanya Aminatun justru berharap putrinya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang ada ikatan dinasnya di Jakarta.
“Tapi itu sudah menjadi pilihannya untuk masuk UGM. Saya mendukung dengan doa dan berharap tidak putus di tengah jalan,” jelasnya sembari tersenyum.
Perempuan 46 tahun itu juga sempat khawatir dengan kemampuannya membiayai kuliah Diana karena keterbatasan ekonomi. Penghasilan sebagai penyortir kertas roti bekas yang tak lebih dari Rp 500 ribu per bulan memang membuatnya waswas. Apalagi, usaha tanaman hiasnya jatuh bangun seiring tren harga yang tidak bisa ditentukan.(*/lis/ara/jpnn)
Keterbatasan ekonomi tak membuat Diana Fitria mengubur keinginannya untuk bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada. Keyakinan dan ketekunan telah mengantar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara