Diancam Diperkarakan Denny Indrayana, Tri Melawan
jpnn.com - JAKARTA -- Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia Tri Dianto menanggapi dingin ultimatum yang dilayangkan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana. Anak buah Anas Urbaningrum itu menilai bahwa ultimatum yang disampaikan Denny kepadanya salah alamat.
"Saya menilai saudara Denny Indarayana yang mengultimatun saya itu adalah salah alamat," kata Tri Dianto dikonfirmasi JPNN, Rabu (8/1).
Menurut Tri, yang seharusnya diultimatum adalah Ma'mun Murod yang pertama kali mengungkap dugaan antara Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto didampingi Denny, dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
"Yang seharusnya diultimatum tentunya saudara Ma'mun Murod karena beliau yang pertama mengungkap pertemuan Cikeas antara suadara BW didampingi saudara Denny Indrayana," ujar Tri.
Karenanya, loyalis Anas itu menegaskan tidak akan meminta maaf kepada Denny karena tak merasa bersalah.
"Saya mengulangi bahwa ada pertemuan Cikeas itu karena statemen Ma'mun Murod di depan Kantor KPK waktu saya mendampingi untuk klarifikasi tentang ketidakhadiran Mas Anas dipanggilan KPK," katanya.
Tri mengaku mengulangi pertemuan Cikeas itu karena meyakini informasi yang disampaikan Ma'mun Murod punya kualitas tinggi.
Ia mempersilahkan jika Denny akan tetap akan melaporkan dirinya ke polisi. Yang jelas Tri tidak akan meminta maaf kepada Denny.
JAKARTA -- Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia Tri Dianto menanggapi dingin ultimatum yang dilayangkan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi
- Pererat Hubungan Antar-Negara, Perpustakaan Soekarno Garden Bakal Dibangun di Uzbekistan
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng