Diancam Ditendang dari Koalisi, PKS Cuek
Minggu, 01 April 2012 – 19:32 WIB
"Kami ini bukan politisi-politisian sich, jadi tidak mengukur segala sesuatu dari kekuasaan," ungkap Anggota Komisi III DPR, itu.
Baca Juga:
Ia mengungkapkan, setiap kader selalu dididik untuk siap memimpin ataupun dipimpin. "Coba lihat pak Nur Mahmudi yang dulu presiden dan pernah menjadi menteri, tidak kagok saat ditugaskan menjadi wali kota. Atau Pak Hidayat yang dulu presiden dan mantan Ketua MPR tak sungkan ditugasi bersaing di Pilkada DKI, itu semua biasa di PKS," katanya.
Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Syofwatillah Mohzaib mengatakan penolakan PKS terhadap keputusan Sekretariat Gabungan (Setgab) pendukung pemerintah untuk menaikkan harga BBM merupakan pengakuan PKS ingin keluar dari koalisi. Menurutnya, penolakan PKS yang tak mau kompromi terhadap kebijakan yang akan diambil pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM sebagai langkah untuk mematikan pemerintah.
“Ini sudah pengakuan PKS minta keluar. Masak harga BBM tidak boleh disesuaikan dalam kondisi apapun? Mereka nampaknya ingin mematikan pemerintah. Mereka menolak penyesuaian tanpa kompromi, sementara pemerintah tetap dituntut harus tetap melaksanakan program-program pembangunan, ” ujar Syofwatillah kepada wartawan, Minggu (1/4). (boy/jpnn)
JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan tetap bekerja dalam kondisi apapun. Sama sekali tidak terpengaruh dengan masalah ada tidaknya kursi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?