Dianggap ATM, Wakil Rakyat Stres
Pusing, Konstituen Sering Minta Uang
Rabu, 06 Oktober 2010 – 05:25 WIB
JAKARTA - Tidak mudah menjadi wakil rakyat. Tak hanya disorot karena kinerja buruk dan citra kurang baik. Sebagian besar anggota DPR itu juga menyatakan mendapatkan "tekanan" dari para konstituen. Kemarin (5/10) sejumlah penghuni Senayan itu curhat karena selama ini sering dianggap ATM berjalan oleh para pemilih. Sayangnya, konteksnya tidak berhubungan dengan aspirasi dalam perumusan perundang-undangan. Sebagian konstituen kerap memosisikan para wakilnya di parlemen sebagai mesin ATM. "Ini membuat saya sedih, gemes, dan sering menghindari untuk bertemu mereka," aku Nurul dengan suara agak bergetar.
"Saya sampai sesak napas. Soalnya, urusannya tidak jauh-jauh dari masalah uang," ungkap Nurul Arifin dalam diskusi Hubungan Antara Parlemen dengan Masyarakat di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.
Baca Juga:
Politikus dari Partai Golkar itu menceritakan, setelah terpilih dalam pemilu, banyak konstituen yang menganggap dirinya sebagai sosok yang bisa menyelesaikan segala masalah. Seolah-olah anggota DPR adalah dewa penyelamat.
Baca Juga:
JAKARTA - Tidak mudah menjadi wakil rakyat. Tak hanya disorot karena kinerja buruk dan citra kurang baik. Sebagian besar anggota DPR itu juga menyatakan
BERITA TERKAIT
- Kapolda Banten Langsung Tangani Insiden TPS Roboh Ketika Pencoblosan
- Hasil Hitung Suara di TPS Tempat Pram Mencoblos, Paslon Nomor 3 Menang Telak
- Herman Deru-Cik Ujang Raih Suara Terbanyak di TPS 27 Komplek Perum Bulog
- RK-Suswono Tak Berdaya di TPS Markas Golkar, Pramono-Rano Moncer
- Pantau Quick Count, Sekjen PDIP Merasakan Tekanan Kekuasaan di Banten, Singgung Partai Cokelat
- Cabup-Cawabup Sukoharjo Kalah Lawan Kotak Kosong di 12 TPS, Hahaha