Dianggap ATM, Wakil Rakyat Stres
Pusing, Konstituen Sering Minta Uang
Rabu, 06 Oktober 2010 – 05:25 WIB
Menurut Ida, kondisi yang cenderung negatif itu harus disehatkan melalui pendidikan politik yang masif. "Inilah peran DPR, pemerintah, dan partai politik," tegas ibu kelahiran Mojokerto, 17 Juli 1969, tersebut.
Hendrawan Supratikno mengatakan, dirinya memiliki buku catatan tebal berisi aspirasi masyarakat dari dapil yang diwakilinya. Dalam Pemilu 2009, dia maju dari dapil Jawa Tengah X yang mencakup Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Kota Pekalongan. Namun, dia menyatakan tidak memiliki "amunisi" yang cukup untuk memenuhinya.
"Mulai desa ini mau apa, bahkan keluarga itu minta apa, saya tahu. Mulai operasi mata sampai yang lainnya. Tapi, bagaimana memenuhinya. Saya tidak punya uang," ujar anggota Komisi VI DPR itu.
Dia mengaku kecewa sewaktu berkembang wacana mengenai dana aspirasi, DPR langsung diteriaki maling. "Padahal, anggaran APBN yang sampai ke rakyat itu sudah disunat 60 persen sama makelar atau kontraktor," sindirnya.
JAKARTA - Tidak mudah menjadi wakil rakyat. Tak hanya disorot karena kinerja buruk dan citra kurang baik. Sebagian besar anggota DPR itu juga menyatakan
BERITA TERKAIT
- Pilgub Jakarta 2024, Mas Pram – Bang Doel Menang Versi Quick Count, Taki R Parapat Bersyukur
- Jan Maringa Yakin YSK-Victory Dapat Mempercepat Pemerataan Pembangunan di Sulut
- Keluarkan 5 Seruan Sikapi Ketidakadilan di Pilkada, Bu Mega Ajak Rakyat Berani
- Bu Mega Bikin Pernyataan soal Pilkada, Isinya Singgung Praktik Lancung Pengerahan Aparat Negara
- PDIP Sebut Ade-Asep Menang di Quick Count Pilbub Bekasi
- Cak Lontong Optimistis Melihat Quick Count Pram-Doel, Satu Putaran!