Dianggap Bagian Sejarah, Dolar Zimbabwe Diburu Kolektor
jpnn.com - SUDAH bertahun-tahun mata uang negeri Zimbabwe menjadi bahan canda karena nilai tukar yang terlampau buruk akibat hiperinflasi. Mungkin karena lelah dijadikan bahan olok-olok, akhir pekan lalu bank sentral setempat mengakhiri sejarah dolar Zimbabwe dengan meminta warga menukarkan mata uang nasionalnya dengan US dolar ataupun rand Afrika Selatan. Para warga di sana diberi kesempatan hingga September untuk menukarkan uang.
Oh iya, 1 USD sama dengan 35 quadriliun (tambahkan 15 nol) dolar Zimbabwe. Dalam program penghapusan dolar Zimbabwe, bank sentral menawarkan kurs yang lebih baik, yakni USD 1 untuk setiap 250 triliun dolar Zimbabwe. Artinya, untuk setiap Rp 100 triliun dolar Zimbabwe, nilainya sama dengan USD 40 sen.
Tetapi, seburuk-buruk mata uang, ia tetaplah bagian dari sejarah. Para kolektor pun tetap memburu mata uang tersebut. Hasilnya, ada yang mau membeli 100 triliun dolar Zimbabwe dengan USD 35. Itu tentu jauh lebih lumayan daripada kurs yang dipatok bank sentral Zimbabwe.
Langkah bank sentral setempat tersebut sebenarnya agak percuma. Sebab, menurut para ekonom, sejak 2009, sebanyak 90 persen dari transaksi penduduk setempat sudah menggunakan USD.
’’Saya pikir itu hanya buang-buang waktu. Saya lebih suka menjual uang itu kepada turis,’’ kata Sjadreck Gutuza, mantan pedagang valas yang kini beralih pekerjaan menjadi penjual mobil bekas asal Jepang. (Reuters/c14/sof)
SUDAH bertahun-tahun mata uang negeri Zimbabwe menjadi bahan canda karena nilai tukar yang terlampau buruk akibat hiperinflasi. Mungkin karena
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel
- Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, 38 Orang Tewas
- Penyelidikan Soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan Dimulai
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI