Dianggap Gila, Kini Bikin Industri Kerupuk Mangrove

Dianggap Gila, Kini Bikin Industri Kerupuk Mangrove
AKTIVIS MANGROVE - Ketua Kelompok Perempuan Muara Tanjung Jumiati ditemui di Jakarta. Ia berdiri di samping foto-foto kegiatannya di desa Sei Nagalawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. FOTO: Henny Galla Pradana / JAWA POS
Kendati gelap mulai mengejar, Jumiati masih membenamkan tubuhnya di lumpur kental setinggi dada. Dia, bersama beberapa perempuan lain, tengah menanam bibit-bibit mangrove. Kala itu, dia tengah menuntaskan penanaman 2 ribu bibit mangrove di lahan 2 hektare. Jumiati dan para istri nelayan itu butuh waktu dua hari untuk merampungkannya.

"Kami punya tekad untuk memperbaiki hutan mangrove di sini," ungkap Jumiati mengenang awal dirinya membangun hutan mangrove di Sei Nagalawan.

Pernyataan itu dia ungkapkan ketika bertemu Jawa Pos seusai menerima penghargaan Female Food Heroes Oxfam di Jakarta, awal Maret lalu. Selain Jumiati, ada enam perempuan lain yang mendapat penghargaan yang sama.

Perempuan 32 tahun itu merupakan aktor penggerak 12 perempuan kelompok nelayan untuk penyelamatan hutan mangrove yang gundul di pesisir pantai itu pada 2002.

BERKAT kegigihannya berinovasi, Jumiati, warga pesisir pantai Sumatera Utara, mampu menggerakkan perekonomian desa. Dia pun menjadi seorang di antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News