Dianggap Gila, Kini Bikin Industri Kerupuk Mangrove

Dianggap Gila, Kini Bikin Industri Kerupuk Mangrove
AKTIVIS MANGROVE - Ketua Kelompok Perempuan Muara Tanjung Jumiati ditemui di Jakarta. Ia berdiri di samping foto-foto kegiatannya di desa Sei Nagalawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. FOTO: Henny Galla Pradana / JAWA POS
Sejak saat itu, Jumiati terpantik untuk lepas dari belenggu kemiskinan. Dia pun berpikir untuk bangkit dari kemiskinan dengan menggerakkan roda perekonomian rakyat secara masif.

Kemiskinan melanda Sei Nagalawan karena mata pencaharian warga sebagai nelayan sering terkendala cuaca buruk, ombak laut yang ganas. Jumiati pun menilai hutan mangrove yang gundul harus segera dibangkitkan. Dia memelopori gerakan tanam mangrove lewat kelompok nelayan Muara Tanjung.

"Awalnya banyak yang mencibir. Tapi, saya lanjut terus. Bahkan, sebelumnya masyarakat menganggap kami gila dan kurang kerjaan," ungkapnya.

Kini, delapan tahun kemudian, Jumiati dan ibu-ibu kelompok nelayan mampu menumbuhkan 12 hektare mangrove di pesisir pantai desa tersebut."Mangrove-mangrove itu pun menjelma menjadi hutan yang menumbuhkan kehidupan yang dulu hilang.

BERKAT kegigihannya berinovasi, Jumiati, warga pesisir pantai Sumatera Utara, mampu menggerakkan perekonomian desa. Dia pun menjadi seorang di antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News