Dianggap Gila, Kini Bikin Industri Kerupuk Mangrove
Selasa, 19 Maret 2013 – 09:04 WIB
Sekarang, kata Jumiati, masyarakat mudah menemukan kepiting batu disela akar-akar mangrove. Ikan semilan, kerang lokan, dan berbagai binatang laut hidup di hutan mangrove tersebut.
"Melaut kini sudah tidak perlu jauh-jauh lagi. Satu mil saja sudah dapat banyak ikan," jelasnya lantas tersenyum.
Masyarakat Muara Tanjung yang awalnya memalingkan muka kini mengakui ide brilian Jumiati. Dia tak hanya membahagiakan keluarga dan warga desanya, tujuh hektare di antara keseluruhan hutan mangrove garapannya saat ini menjadi kawasan ekowisata.
"Di sekitar area yang disebut Kampung Nipah tersebut, dibangun track secara swadaya. Orang pun kini bisa menikmati keindahan mangrove tanpa harus menyeberang. Cukup dengan berjalan kaki di pinggir pantai.
BERKAT kegigihannya berinovasi, Jumiati, warga pesisir pantai Sumatera Utara, mampu menggerakkan perekonomian desa. Dia pun menjadi seorang di antara
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408