Dianggap Kuno, Dakwah Masjid Mulai Ditinggalkan Milenial Indonesia

Dianggap Kuno, Dakwah Masjid Mulai Ditinggalkan Milenial Indonesia
Dianggap Kuno, Dakwah Masjid Mulai Ditinggalkan Milenial Indonesia

Kajian online digemari karena efisien

Irfan Abubakar berpendapat, Muslim milenial saat ini lebih mendapat jawaban yang lebih mengena atas persoalan hidup mereka di media daring (online).

"Dakwah di online itu lebih menarik buat mereka. Di samping mereka kan generasi yang lebih dekat ke media online, digital, gadget dan segala macam. Itu membuat mereka lebih nyaman."

Fajar Shiddiqy (34 tahun) adalah milenial yang gemar mengikuti kajian Islam online. Menurutnya dakwah online lebih ia gemari karena alasan kepraktisan.

"Karena lebih efisien dibandingkan mendatangi kajian ke masjid. Dakwah online lebih baik karena bisa diikuti kapan saja dan di mana saja, apalagi di waktu sibuk yang sedikit ada waktu buat ikut kajian ke masjid," jelas pemuda asal Aceh tersebut.

Ia menolak menyebut konten kajian online lebih menarik ketimbang kajian masjid. Efisiensi adalah keunggulan utama dakwah online yang selalu diikutinya setiap hari.

"Memang penyajian konten online lebih to the point (tidak bertele-tele), ringkas dan simple (sederhana). Jadi jika lewat online, saya bisa memperoleh ilmu atau kajian lebih banyak."

"Sedangkan jika ke masjid hanya satu tema per pertemuan. Juga menghabiskan waktu yang tidak sedikit, belum lagi biaya transportasi dan lain-lain."

Alasan serupa juga disampaikan Andhika Widyarani (34), pegawai negeri sipil yang tinggal di Jakarta. Efisiensi menjadi alasan utama dipilihnya kajian online mengingat kesibukannya sehari-hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News