Dianggap Pantas jadi Menlu, Ini Tanggapan Din
jpnn.com - MAKASSAR - Di luar arena muktamar ke-47 Muhammadiyah kemarin (7/8), Din Syamsuddin menanggapi santai pidato Jusuf Kalla yang menyebut dirinya paling pantas jadi menteri luar negeri.
"Beliau sudah sering bercanda," ujarnya usai penutupan muktamar. Dia menuturkan, usai melepas jabatan di PP Muhammadiyah, dia akan lebih sering berada di luar negeri karena dia menjadi anggota dari sejumlah organisasi internasional.
Hanya, kalau memang pernyataan JK serius, dia akan mempertimbangkan. Di antaranya, apakah bakal bentrok dengan kegiatannya yang lain.
"Kalau itu (tawaran menteri) mewakili Muhammadiyah, harus minta ke PP MUhammadiyah, dan PP yang menentukan," terangnya.
Sedangkan, sebagai pribadi, dia menilai dukungan kepada pemerintah bisa dalam bentuk apapun. Bisa masuk ke struktur pemerintahan atau di luar. Alktivitasnya selama ini di luar struktur pemerintahan menurut Din jga tidak kalah pentingnya. Pemerintah harus bekerja maksimal dan masyarakat juga harus mendukung.
Yang jelas, apabila diberi amanah, dia akan melihat terlebih dahulu jenis amanahnya. Bisa diterima, namun bisa juga tidak.
"Kalau ditawari jabatan yang di luar kemampuan kita, saya harus menolak, itu hadits," tutur ulama 57 tahun itu. Apalagi, untuk jabatan menlu, menurut dia lebih baik berasal dari pejabat karier karena sangat paham seluk beluk diplomasi dan jeroan Kemenlu. (byu)
MAKASSAR - Di luar arena muktamar ke-47 Muhammadiyah kemarin (7/8), Din Syamsuddin menanggapi santai pidato Jusuf Kalla yang menyebut dirinya paling
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Penyelundupan 19,8 Kg Sabu-Sabu dari Tawau Digagalkan, Bea Cukai Ungkap Kronologinya
- Pakar Apresiasi Andi Sudirman yang Berhasil Tangani 500 Kilometer Jalan di Sulsel
- 5 Berita Terpopuler: Info OTT Terkini, Salah Satu Gubernur Diamankan KPK, Ada di Sini
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada