Dianiaya Paman, Kakak Tewas Adik Kritis

Dianiaya Paman, Kakak Tewas Adik Kritis
Dianiaya Paman, Kakak Tewas Adik Kritis
sejauh ini tak diketahui secara pasti bagaimana penganiayaan itu terjadi hingga mengakibatkan korban tewas dan kritis. Begitu pun apa yang melatarbelakangi As tega menganiaya keponakannya sedemikian rupa. Penemuan dua bersaudara tersebut awalnya dari kegelisahan kedua orang tuanya, Elvi alias El seorang penjahit ini dan suaminya, Lukman seorang buruh, mendapati kedua buah hatinya hilang dari rumah.

Awalnya pasangan ini menduga Mahendra dan Ragil bermaian dengan teman-temannya di luar rumah. Numun hingga pukul 15.30 WIB dua bersaudara itu tak juga pulang Lukman dan El yang sudah cemas berusaha mencari. Namun hingga menjelang magrib pukul 18.00 WIB tak berhasil menemukan anaknya. Pasangan ini meminta pada tetangga dan kerabatnya membantu mencari.

Karena mencari ke rumah tetangga dan teman sepermainan keduanya tidak membuahkan hasil akhirnya pencarian dilanjutkan di belakang rumah. Saat itu, sekitar pukul 18.45 WIB suasana hujan deras tengah mengguyur Mukomuko. Sekitar 300 meter dari belakang rumah tepatnya di bawah rerumpunan sawit terdengar suara rintihan yang menyayat anak kecil memanggil ibunya. Warga akhirnya berusaha mencari sumber suara tersebut. Benar saja mereka mendapati Ragil yang tengah tergolek lemas dan menangis.

Di sekujur tubuh bocah ini terdapat luka memar dan sayatan. Sekitar tiga meter dari posisi Ragil ditemukan Mahendra yang sudah tidak lagi bernyawa. Adalah adalah Yon Bangun, karyawan Agromuko, warga setempat yang pertama kali menemukan korban.

Seketika suasana langsung menjadi heboh. Apalagi kedua orang tua korban menangis histeris. Akhirnya warga bersama kedua orang tuanya membawa kedua korban Ke RSUD Mukomuko. Dokter memastikan jika Mahendra sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan Ragil masih bernyawa namun kondisinya menghawatirkan. Dokter pun menjahit luka sayatan di jari tengah tangan dan kaki Ragil. Kemudian mengobati luka lebam yang masih berwarna merah dari punggung leher dan kaki.

MUKOMUKO--Kejadian tragis dan cukup sadis menghebohkan warga Kota Mukomuko, (29/2) malam sekitar pukul 18.45 WIB. Bagaimana tidak, Mahendra (9) bocah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News