Dibangun Abad ke-18 di Pinggir Sungai Musi, Musala Al-Kautsar Palembang Masih Kokoh Berdiri

Dibangun Abad ke-18 di Pinggir Sungai Musi, Musala Al-Kautsar Palembang Masih Kokoh Berdiri
Musala Al-Kautsar Palembang. Foto: Cuci Hati/JPNN.com.

"Musala ini sempat dibom oleh Belanda dan hanya menyisakan sebagian bangunan musala," terang Abdullah.

Kemudian kata Abdullah, musala kembali dibangun oleh Habib Muhksin Syekh Abu Bakar.

"Untuk bagian dalam musala itu dalamnya masih seperti dulu tidak berubah, kayunya masih kayu dahulu," kata Abdullah.

"Perbaikan musala hanya satu kali setelah dibom oleh Belanda itu, paling ada penambahan kanan dan kiri ini saja, sebab masyarakat di sekitar masalah tiap tahunnya bertambah, sehingga kanan dan kiri bangunan musala diperluas," sambung Abdullah.

Hingga saat ini lanjut Abdullah, musala masih digunakan oleh warga sekitar untuk menunaikan salat 5 waktu khusus untuk laki-laki dan tidak diperbolehkan untuk perempuan.

"Perempuan tidak diperbolehkan salat di dalam musala sesuai dengan hukum syariat Islam, tetapi tidak berlaku untuk di Masjid, kalau di masjid perempuan boleh salat," jelas Abdullah.

"Misal salat tarawih untuk perempuan itu dulu ada rumah didepan, tidak hanya musala Al-Kautsar, hampir seluruh musala di mana saja, memang hukum syariatnya tidak memperbolehkan perempuan salat di musala, karena lebih bagusnya di rumah saja," tutup Abdullah.

Hingga saat ini, musala Al-Kautsar Palembang dijaga dari generasi ke generasi oleh keluarga Syekh Abu Bakar dan warga sekitar. (mcr35/jpnn)


Di Palembang Sumatera Selatan Musala Al-Kautsar masih berdiri kokoh, padahal dibangun sejak abad ke-18.


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News